Rabu, 12 Januari 2011

Ironi Bangsaku















Negeri Tanpa Keadilan??
                Ya,,mungkin itu kalimat yg tepat untuk menggambarkan laporan keadaan hukum di negara ku tercinta ini, Negara yg dulu diangap zamrud khatulistiwa,bahkan dianggap sebagai salah satu macan asia. Tapi kini?jangankan untuk mengaum di asia, menghabisi tikus-tikus koruptor saja taringnya nyaris dibuat ompong.
                Padahal sekitar 12 tahun lalu, bangsaku membuat sebuah gebrakan,gebrakan yg aku anggap akan mengembalikan negeriku menjadi negeri bersih dan disegani, yaitu saat salah seorang dalang dari sebuah rezim KKN (Korupsi,kolusi, dan Nepotisme) dibuat lengser dihadapan ribuan atau mungkin jutaan rakyat yang menghendaki akan adanya perubahan. Tetapi harapan  hanyalah harapan,laksana pungguk merindukan bulan, angan-anganku terlalu tinggi, karena ternyata 12 tahun kemudian, bangsaku makin kotor, kotor dalam banyak hal, misalnya pemimpin yg munafik karena apa yg dijanjikan tidak sama dengan yg dilaksanakan, lalu para penegak hukum yg menggunakan azas pisau dalam menegakkan hukum yg berarti tajam ke bawah tapi kaan sangat tumpul diatas, hingga para wakilku yg tiap hari makin senang tertawa di atas penderitaan orang lain.
                Bahkan kini, dunia hukum di negeriku kembali digemparkan dengan adanya salah satu tersangka yg dapat keluar masuk penjara lebih dari 68 kali,meskipun dia berada di “kandang macan”, salah satu tempat yg amat disegani yg mana merupakan markas aparat keamanan di negaraku ini. Tapi ternyata uang dapat membutakan segalanya, tersangka kini bebas hilir mudik, tidak peduli siapa penjaganya, apa tuduhannya, maupun apa jabatannya, yg penting hanya satu,berapa banyak uangnya. Padahal uang yg tersangka tadi korupsi adalah uang rakyat yg dengan susah payah dicarinya, tapi alangkah ironisnya saat saya menyadari bahwa tersangka tadi hanyalah pemain kecil di negeri tercintaku ini, masih teramat banyak ikan-ikan koruptor kakap bahkan hiu dan paus yg jangankan ditangkap, diketahui korupsi saja tidak.
                Mungkin kita harus berujar seperti Taufik Ismail, yg saking malunya sampai berujar, “Dan kubenamkan topi baret di kepala, Malu aku jadi orang *n*o*e***.

“Maju tak gentar membela bayar”
                Itulah istilah paling populer di negaraku, siapapun yg mempunyai dia pasti dapat membeli,memiliki bahkan mempunyai apa yg dikehendakinya, walaupun uangnya sendiri adalah hasil dari korupsi. Tidak aneh makanya jika bangsaku kini menduduki peringkat 1 sebagai negara paling KORUP se-dunia,sunguh prestasi yg pasti akan amat memalukan untuk anak cucuku kelak. Dan apa kamu tau di negeriku apa lembaga yg dianggap paling korup?lembaga APARAT PENEGAK HUKUM, lembaga yg sebelumnya dianggap sebagai penjaga ketertiban masyarakat, memelihara ketertiban,dll,Tetapi itu semua hanya teori, mereka yg seharusnya melayani masyarakat malah dilayani oleh masyarakat. Aparat tersebut jauh mementingkan orang-orang yg berduit, yg punya kekuasaan tidak peduli akan rakyat kecil.
                Pernah suatu ketika saya melakukan pelanggaran lalu lintas di salah satu jalan protokol di ibu kota negeriku, kesalahan yg saya lakukan adalah saya mengemudikan motor di jalur yg seharusnya untuk mobil, saya sadar saya salah, saat itu pun saya bingung karena memang kesalahan saya fatal, namun semua itu sirna, sesaat setelah saya ditilang, saya dibawa ke pos yg berada di pinggir jalan tadi, disana saya diancam dibawa ke pengadilan dengan denda yg bisa sampai ratusan ribu. Saat itu saya sadar, oiya saya kan di negeri ini, mulalilah saya negosiasi dengan aparat tadi, bayangkan denda tadi dapat saya ganti dengan uang cash 25.000!! setelah itu saya pun dibebaskan dan dapat melanjutkan perjalanan. Sekarang silahkan bayangkan, jika saya saja dapat merubah peraturan dengan uang yg hanya sedikit, bagaimana dengan para terdakwa korupsi yg mempunyai uang hingga miliar,ditmbah dengan sokongan kekuasaan+koneksi yg dimiliki terdakwa tadi.
                Itu tadi pengalaman saya ditilang karena kesalahan saya pribadi, sekarang yg akan saya ceritakan pengalaman saya saat baru lulus SMA dulu dan saat itu saya berniat untuk bergabung dengan instansi aparat penegak hukum tersebut (entah apa yg saya pikirkan saat itu (-_-) ). Niat saya sangat kuat untuk bergabung, persiapan fisik maupun mental serta doa terus saya ‘gembleng’ bahkan sejak sebelum lulus SMA. Ahirnya pendaftaran calon taruna aparat penegak hukum tersebut pun dibuka, alangkah senangnya, karena pada saat itu sempat beredar kabar bahwa hanya S-1 atau lulusan d-3 saja yg dapat mendaftar menjadi catar (calon taruna). Pendaftaran pun berjalan lancar tanpa hambatan, berkas-berkas  saya diterima dan tidak ada kesalahan, karena memang brkas yg harus saya bawa sudah sya persiapkan jauh-jauh hari, namun ada pengalaman berharga yg saya dapat hari itu? Tau apa? Saat itu pertama kali saya melihat apa yg disebut nepotisme, ceritanya saat sedang antri untuk, kami para pengantri dikagetkan karena tiba-tiba ada seorang secaba yg memerintahkan merapaihkan barisan, lalu ada mobil mewah datang, tidak jauh dari antrian tadi, ada serang anak yg turun didampingi oleh seorang jendral bintang 1, tampaknya anak tadi ingin daftar jg, woow saingan saya seorang anak perwira,,,!!setelah itu anak tadi tiba-tiba digirng langsung masuk untuk pendaftaran, tanpa harus mengantri, apalagi menunggu..hanya sekitar 15 menit dia sudah selesai, sementara kami? Adalah sekitar 1 jam, bahkan sebeleah saya harus pulang lagi hanya kurang satu syarat saja. Setelah itu serangkaian tahaap tes pun saya lalui, hingga ahirnya tahapa akhir, tahap penentuan yg benar-benar waktu itu saya yakin dapat saya lewati. Tapi apa yg terjadi?di tahap terahir ada sebuah wawancara, yg intinya berkaitan dengan financial, yg angkanya diluar kemampuan saya, saya saat itu juga coba hubungi orang tua, terkait ketersediaan dana, tapi orang tua tidak sanggup, hingga ahirnya besoknya benar saja, nama saya tidak termasuk, dan saya hanya gugur karena masalah financial, teman saya yg perwira justru lolos,  dengan memliki kekuatan financial, dia mampu memenuhi apa yg diminta di wawancara terahir tadi.
                Itulah dua kisah saya tentang korps aparat di negara saya, carut marut, tidak bela rakyat, maju tak gentar membela yg bayar, dan hanya ingin memperkaya diri sendiri. Sementara jika terkait kebobrokan aparat penegak hukum tingkat kakap untuk tahun 2010 lebih banyak lagi dan menghebohkan, antar lain :
·      Terdakawa mafia pajak tertangkap kamera sedang menonton tenis, lalu melakukan perjalanan holiday ke luar negeri. Sejak juli-november dia keluar rumah tahanan Markas Brigade Mobil sebanyak 68 kali.
·     Ditemukannya rekening gendut  21 tuan Jenderal berjumlah 800 miliar, yg ahirnya oleh kepala aparatnya diangap tak ada masalah atau wajar.

·     Kasus pemilihan gubernur bank di negeriku yg menyeret salah satu jenderal bintang yg sampai saat ini tidak ada kejelasannya.
Itu baru satu aparat penegak hukum, bagaimana instansi yg lain? Berikut beberapa kebobrokannya :
·        Terungkapanya pemberian sel mewah dengan AC, TV, boks bayi, kamar mandi dengan toilet mandi, hingga boks bayi di salah satu lembaga pemasyarakatn kepada salah satu tersangka penyupan. Bahkan rencana bulan ini terpidana tadi akan diberi remisi dan dibebaskan.




·        Besan pemimpin negeriku dibebaskan bersyarat, dari 4,5 tahun yg seharusnya dijalani dia mendapat total remisi 15 bulan, yg mana sisanya tentu saja tidak selalu ada di sel tahanan.

·        Adanya grasi bagi mantan bupati salah satu daerah di negeriku. Dia terbukti teribat korupsi 34 miliar.

·        Lahirnya macan ompong, maksudnya suatu instansi yg tahun-tahun sebelumnya mengaum kencang memberantas korupsi kini telah hilang entah kemana aumannya, yg mana aumannya telah hilang ditelan oleh kekuatan kekuasaan di negeriku, hingga untuk mengusut kasus yg melibatkan salah satu mantan wakil kepala aparat saja mereka tidak mampu. Serta dalam pemilihan ketua baru pun, justru yg tidak tegas dan dengan penguasa yg terpilih, yg tegas dan nyaring bicaranya?maaf saja, tunggu giliran selanjutya.


Itulah potret hukum di negeriku, tidak semua memang, masih banyak hal positif yg terjadi, walaupun tidak esensial nilainya. Semoga catatan saya ini dapat berguna dan dapat membantu bangsa ini ke arah yg lebih baik. Amin


0 komentar:

Posting Komentar